Valentino Rossi tampil maksimal di GP Argentina 2016 setelah berhasil menempel ketat Marc Marquez diawal balapan sebelum melakukan pergantian motor untuk meneruskan sisa lap berikutnya, di lap akhir ia hampir kehilangan kesempatan untuk naik podium akibat performa duo Ducati yang berhasil menyalipnya, tapi keberuntungan atas perjuangannya pada race tersebut membawanya untuk naik kepodium kedua setelah insiden yang dialami dua pembalap Ducati.
Valentino Rossi mengeluhkan performa motor keduanya sangat tidak membuat perasaannya nyaman, sangat berbanding terbalik dengan motor pertama yang ia gunakan, memang MotoGP memiliki pengaturan yang identik, tapi perbedaan kecil sedikit saja dapat berdampak pada performa yang berbeda pada motor yang akan digunakan. Setelah melakukan pergantian motor Marc Marquez jauh melesat didepan dan Rossi dibayangi ketat oleh Maverick Vinales dan Duo Ducati.
Vinales sempat membuat Rossi pusing tapi berbekal pengalamannya ia berhasil kembali mengamankan posisi didepan pembalap Suzuki tersebut. Akhirnya Maverick Vinales terjatuh dan Rossi bersiap untuk menahlukan serangan dari Iannone dan Dovisiozo. Sampai akhirnya mereka berhasil melesat didepan Rossi dan seolah The Doctor ditakdirkan untuk finish diposisi ke empat, tapi akhirnya Rossi tetap finish kedua.
Melihat situasi yang ia rasakan pada lap-lap akhir dan kendalanya pada motor kedua yang digunakan Rossi mengaku bahwa ia beruntung bisa finish diposisi kedua, nasib baik juga didapatkan Dani Pedrosa yang bisa menempati podium ketiga, tapi ia tak begitu senang dengan hasil ini karena merasa masih kurang puas dengan penampilannya.Saya memiliki pertempuran yang bagus dengan Marc Marquez dibagian pertama balapan saat saya masih kuat dan kami mulai saling salip, tapi sayangnya pada motor kedua saya punya masalah besar pada ban belakang aku sama sekali tidak punya perasaan baik bahwa motor bisa dikendalikan sampai finish, kondisi yang sangat sulit seperti kembali ke hari jumat dimana kami sulit menemukan performa terbaik motor kami dan harus berjuang keras. Iannone terlalu agresif menyalip saya, tapi aku tidak bisa berbuat banyak karena tekanan grip ban yang tidak memungkinkan, akhirnya aku melihat Iannone terlalu agresif mengamankan posisi dari Dovi sehingga ia lose dan jatuh, jadi aku sangat beruntung berada diposisi kedua.
